Kanjeng Nabi dulu bisa memperoleh nobel penghargaan dari semua kalangan baik islam maupun non islam dengan kejujurannya, bangsa yang diaturnya memuai sukses besar. dari jujur semua aspek kehidupan menjadi indah, baik dalam hal perekonomian, politik, ketata negaraan dan jalinan kepada tuhannya. Harapan kita untuk masa sekarang yang milenium ini dan untuk masa depan adalah bangunan yang pondasinya berupa kejujuran, semua itu jangan hanya sebagai hayalan. Kita adalah pelakunya, dan tentang kebaikan jujur telah menorehkan tinta emas disepanjang sejarah dunia. Kita hidup bah melihat diri disebuah cermin, tat kala kita bersih maka akan tampak dicermin kebersihan kita, karena hakikatnya dalah satu amal maka balasannya amal itu bsendiri, ini bukan ngitung kuantitas imbalan, karena itu hal yang gak wajib kita fikirkan. Rangkulah kejujuran itu untuk kebaikan dirikita, karena suatu keniscayaan manusia adalah mencintai dirinya sendiri. Tingkatkanlah kwalitas kejujuran kita. Mari kita berjalan untuk berusaha bersama dan kita akan melihat perubahan di masa depan baik pada diri kita, keluarga dan harapannya di dunia. amiin
Jujur Cinta Guru |
Ku akan membawa anda ke pojok religi aja, karena aku orang yang religious juga. Jujur adalah karakteristik yang paling fundamental didalam keislaman dan keimanan seseorang, bahkan Kanjeng Nabi Muhammad Saw. Berkata ketika ditanya para sahabatnya tentang hal ihwal orang mukmin, nabi menjawab orang mukmin ya ada yang pengecut dan ada yang bahilsebagaimana yang lainnya, namun orang mukmin itu ngga akan bohong (selalu jujur). Dari perkataan Kanjeng itu keluar dua persepsi, ada yang amat ekstrem sekali yaitu mereka yang mengatakan bahwa orang yang berbohong berarti tak memiliki keimanan, namun ada satu kelompok yang moderat yang mengatakan bahwa orang islam yang berbohong itu masih dalam keadaan mukmin, namun kemukminannya kurang sempurna. Ibarat kata ada seorang pekerja yang satunya bekerja, sama dalam waktu dan tugas yang sama namun berbeda imbalannya, yang satu dapet banyak dan yang satu biasa aja karena yang pertama mempunyai nilai plus dalam kepribadiannya.
Banyak orang mendengungkan disana-sini mengatakan bahwa orang jujur itu sekarang sudah amat langka, ya .. mungkin bener juga sih. Namun bukan berarti kita (para temen-temen-red) nggak bisa mencetak pribadi yang jujur dong???..... sebelum masa ini ditutup oleh pemiliknya (Allah-red), kita masih punya kesempatan untuk berbenah dan merubah diri menjadi pribadi yang jujur. Kita jangan terlalu menuntut orang lain untuk jujur kalo diri kita belum menjadi pribadi yang jujur. Karena interaksi kita dengan sesame mahluk tuhan adalah ibarat kita didepan cermin. Bila kita baik maka yang kita ajak interaksipun akan baik pula. Aku sering nginbaratin dengan contoh orang salam pasti dijawab salam lagi, namun bila ada orang ngong hewan, apa jawabannya???.. itulah sunatulloh (hokum Allah) berkata “jika kamu baik maka hakikatnya berbuat baik pada dirimu sebdiri, dan jika kita berbuat jahat maka hakikatnya pada dirimu juga”. Wah…aku jadi inget tanggal 20 Oktoner kemaren, sedikit komen ahh… percuma mahasiswa dan ormas demo untuk menuntut itu semua, jika hal itu gak dimulai dari individu mereka, bahkan bila menilik sabda Allah yang disampaikan untuk Kanjeng Nabi namun juga pada ummatnya “jikalau kamu kasar dank keras hati (kepada mereka), maka mereka akan lari (menjauh) dari sekelilingmu (ajakan dan seruanmu)”. Maka hemat aku, kita mulai dari personal kita dulu, lalu kita aplikasikan aura baik itu kepada yang lain pasti aka nada hasil positif, jangan bilang sekarang udah zamannya uang, jadi yang punya uanglah yang akan menang. Ingat kita punya Allah yang lebih dari uang, yang mampu membelokan sekehendakNya. Yukk…bismillah niatkan untuk hidup jujur aja.
Siapa yang nggak suka dengan orang yang jujur??...
pasti semua sepakat akan bilang nggak ada. Kalau suka sama orang yang jujur lalu kenapa kita nggak berusaha untuk melangkah dan mengisi ruangan itu sehingga kita punya predikat orang yang dapat dipercaya. Kanjeng Nabi Muhammad Saw., karena kejujurannya sampai-sampai orang mekah dan sekelilingnya baik dari kalangan muslim maupun dari yahudi dan nasrani member julukan kepada beliau sebagai al-amiin (yang terpercaya). Sampai-sampai musuhnya Abu Jahal yang notabene masih paman beliau, mempercayai Kanjeng Nabi dengan apa yang dibawa, namun ketika melihat Kanjeng Nabi membawa ajaran yang bertentangan dengan abu Jahal langsung menentangnya, penentangan ini bukan karena nggak percaya kepada Kanjeng Nabi Muhammad Saw., melainkan karena kehawatiran Abu Jahal bila kehilangan pengikutnya.
Gimana sih cara mengukur bahwa kita itu jujur???
Barometer kejujuran pada diri kita gampang aja, aku ingat dengan hadist Kanjeng nabi yang di sampaikan oleh cucu Kanjeng Nabi yaitu Hasan bin Ali bin Abi Tholib Ra., kata beliau: aku hafal (sebuah hadist) dari Rasululloh Saw., :”tinggalakan hal yang kamu ragukan (dalam kehalalannya), dan ambilah (dengan adil) sesuatu yang kamu yakini itu halal, maka sesungguhnya kejujuran itu ketenangan (hati), dan dusta itu keraguan (hati).(HR. Imam Turmudzi dan beliau memberikan predikat hadis ini sebagai hadist shohih). Dari hadist itu dapat diambil poinnya, bahwa barometer jujur adalah ketenangan hati, jadi saat kita berkata sesuatu, berbuat sesuatu, merenung sesuatu dan hati kita merasa tenang maka itu adalah tanda-tanda kejujuran. Karena kebohongan adalah maksiat (durhaka kepada perintah Allah, Kanjeng Nabi, dan ajaran syariatNya), orang durhaka pasti nggak akan tenang dalam hatinya selama masa hidupnya. Semisal orang yang mencuri, nah mencuri itu tergolong maksiat, maka mencuri itu tak akan tenang, baik nggak tenang akan orang lain, yang dicuri maupun barangnya, ngga tenang dari kejaran polisi, lebih-lebih nggak tenang dengan akan siksaan tuhannya. Jadi berbuatlah hal yang membuat hati kita tenang, maka hal itu muncul dari kejujuran kita baik jujur kepada diri sendiri, orang lain bahkan jujur kepada Allah Swt.,.
Apakah jujur itu warisan apa hasil usaha???........
Sebenernya semua hal itu telah ada pada pada diri kita semua, baik potensi baik maupun potensi jelek. Ibarat seorang perakit computer itu udah ada bahannya semua, tinggal mau ngerakit apa nggak aja. Semua karakter baik maupun jelek itu bisa kita munculka yang setelah itu akan menjadi sebuah tabiat atau kebiasaan dan menjadi ahlak(budi pekerti, tindakan reflex), kata filoshof besar islam, juga seorang sufi Imam al-Ghozali :”ahlak adalah sebuah kemampuan yang dimiliki seseorang yang muncul tanpa sebab akibat, tanpa difikir(reflex)”. Jadi menurut beliau karakter (ahlak baik jelek maupun baik) itu bisa dibangun, jika kita selalu membangunnya dan bangunan itu kuat maka akan berubah menjadi kebiasaan (terus nggak ada nilai ibadahnya karena menjadi sebuah kebiasaan??? Itu semua kembali kepada hati dan tujuan masing-masing, karena pembeda antara kebiasaan (adat) dengan ibadat adalah niat dalam hati, semisal mandi satu dapat nilai ibadah satu cumin ngabisin air, karena yang satu niat dan yang satu Cuma mandi tanpa ada tujuan yang lillah). Maka, kapan lagi kita akan mulai jujur kalau bukan dari sekarang, hakikatnya jika kita telah jujur pada orang lain, maka kita telah jujur kepada diri kita sendiri, siapa yang nggak suka dan nggak mau bila orang lain belaku jujur kepada kita sendiri?? Pasti ngga ada jawabannya. Ayuk sifat jujur itu kita munculkan agar iman kita menjadi sempurna dan agar bisa merubah tatanan hidup yang terlihat jauh dari norma-norma itu. Dengan jujur kita akan merubah dunia, karena orang yang jujur tak akan bohong pada dirinya, orang lain, apalagi pada tuhannya yang selalu mengawasi gerak dan diam kita. Dan ingat jujur itu bukan warisan orang tua kita, jadi semua kalangan baik anak rakyat, pejabat, anak mantan jambret, koruptor semuanya punya kesempatan untuk merubah masa depan dunia ini dengan kejujuran, kalau bukan sekarang kapan lagi?? Ini harus kita setting pada siri kita masing-masing. Jujur selain haruis kita usahakan sehingga menjadi kebiasaan juga kita harus berdoa meminta tolong kepada Allah Swt., agar mendapat bimbingaNya. karena bimbinganNya juga amat fundamental sekali, nabi Musa As. Menjadi orang baik dengan bimbinganNya walau diasuh oleh raja Firaun, lain halnya Musa As-Samirry menjadi penentang islam dan mengaku Nabi sedang dia diasuh oleh Malaikat.
Siapa yang berhak untuk jujur??????...........
Semua mahlukNya mempunyai hak sama untuk jujur sehingga predikat dapat dipercaya itu ada pada semua mahlukNya. Damai bangsa dan dunia ini, bila semua komponennya jujur. Maka nggak aka nada korupsi, pencurian, kejahatan, kekerasan karena mereka nggak mau menyakiti pada dirinya sendiri, orang lain dan kepada tuhannya. Kita bangun kejujuran sejak dini pada setiap langkah, ucapan, langkah dan gerak kita agar hidup kita damai, hati kita menjadi tenang bahkan banyak hadist dari Kanjeng Nabi yang mengatakan orang sabar itu hatinya bercahaya, ini dapat diartikan akan memiliki fikiran yang berlian, ilmu yang tak terhingga dan bimbingan kebaikan.
Sinopsis :
Jujur itu indah dan semua orang itu suka bila yang lain jujur padanya, lalu kenapa kita nggak mau orang lain suka kepada kita dengan kejujuran kita. Jujur itu menjadikan hati tenang karena ukuran kaejujuran itu letaknya pada ketenangan hati. Bila anak bangsa ini jujur apa yang akan terjadi di dunia ini???.. jangan semua itu sebagai hayalan!!! Kita ngga tahu kapan Allah akan mengambil kita, mungkin besok atau kapan, hal itu rahasiaNya, maka kita harus selalu waspada dari sejak dini. Sejarah dunia telah membuktikan keindahan dan kesuksesan orang yang jujur, itu bisa ditengok sejarah Kanjeng Nabi Muhammad saw., dan masih banyak lagi namun aku lagi ngga mau cerita aja. Aku menulis ini bukan berarti aku telah menjadi individu yang jujur, aku juga masih belajar dalam sebuah proses, aku menulis terinspirasi dari hadist Kanjeng Nabi “barangsiapa menunjukan terhadap kebajikan kepada yang lain, maka ia akan mendapat pahala dari perintahnya dan pahala orang yang melakukan perintahnya tanpa dikurangi”. Maka aku hanya mengharap ridla-Nya saja tak ada yang lain. Mulailah jujur pada diri sendiri, keluarga dan seterusnya sampai dunia ini harum akan kejujuran anda.
Semoga goresan ini bermanfaat bagiku, anda dan sahabat semua. Bagi yang telah berkeluarga marilah bangun kontruksi keluarganya denagn jujur gak ada kata terlambat kok, bagi yang sudah dewasa mari kita bangun keseharian kita untuk generasi kita dengan jujur, kapan lagi kalau bukan sekarang, siapa lagi yang mau jujur kalo bukan dari kita. Semua kalangan, baik muslim maupun non muslim jujur itu indah dan tak akan rugi bagi pelakunya. Walau kelihatannya ada bahaya dengan kejujuran itu, tapi yakinlah tuhan akan memberikan yang terbaik dan terindah karena kejujuran itu.
21 Oktober 2010
dikenang tanggal 17 Mei 2011
00. 29 Clt.
Goresan Tinta Cairo
2 komentar:
makasih udah berkunjung ...
sama2 bu
Posting Komentar