Liburan musim panas telah tiba setelah kurang lebih sebulan mahasiswa-mahasiswi al-Azhar berkutat dengan buku diktat untuk menghadapi ujian akhir semester masig-masing. Kepenatan tentunya bersarang pada masing-masing kepala mereka. Bagaimana tidak, sebulan penuh harus terfokus pada belajar tiada henti. Karena tentunya tak ada satu mahasiswa pun yang ingin mengulang tahun depan, artinya tidak naik kelas bagi yang masih semester dua hingga semester enam, dan lulus bagi mereka yang sudah berada di semseter akhir, semester delapan.
Ujian yang telah di mulai sejak akhir bulan Mei dan berakhir di akhir bulan Juni ini sangat menegangkan khususnya buatku. Karena saya sudah berada di semster akhir, artinya jika saja ada satu matakuliah (matkul), nauzu billah, yang tertinggal berarti saya harus siap ikut remedial atau menunggu ujian tahun depan. Otomatis target-target yang telah aku rancang rapih akan tertunda dan terundur satu tahun ke depan. Satu tahun bukanlah itungan hari, minggu dan bulan. Dengan satu tahun bisa di gapai dan di agendakan beberapa target-target besar. Namun, jika ada hal yang nggak diinginkan pasti semuanya harus diatur ulang.
Untuk semester ini, saya jurusan yang matkulnya tergolong paling bengkak. Yang lain hanya 5 sampai dengan 10, namun saya, yang ngambil jurusan hadis, ada 11 matkul. Sudah gitu, ujiannya juga seminggu tiga kali, artinya harus ujian ndawud, sehari ujian sehari libur untuk belajar. Sehingga selama kurang lebih sebulan penuh harus bergelut di depan buku diktat yang kadang satuu matkul terdiri dari dua hingga tiga buku.
Maka, tak heran jika ujian telah usai seakan kami ingin sekali menghilangkan rasa lelah dan suntuk yang telah mengkristal selama sebulan itu. Otomatis alternatif yang digunain untuk ngilangin kepenatan itu adalah refreshing ke luar rumah.
>>>>>>>>>>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar