Sedikit sinopsis novel " Azan Subuh Menghempas Cinta
(ASMC)" karya Ma'mun Affany
Kisah percintaan yang disetting apik dan menarik. Ceritanya
menarik untuk selalu diikuti sampai ujung novel karena rasa penasaran dan
penulis mampu membuat pembaca terhanyut dalam aliran cerita yang sekali-kali
menaikan andrenalin pembaca.
Affandy dan Wulan sebagai protagonis dalam novel ASMC,
mereka yang menjalin cinta dengan berbagai rintangan yang harus dihadapi.
Apalagi setelah Affandy pergi ke negeri seribu menara, Kairo, Mesir, ia harus
berhadapan dengan realita sebagai pelajar dan dilain sisi ia harus juga menjaga
hubungannya dengan Wulan yang dulu hanya dihadapkan masalah saja namun sekarang
sudah ditambah dengan jarak.
Jarak dan waktu ini menuntut percintaan mereka untuk bisa
saling mengerti dan setia. Pengertian yang diberikan Affandy ke Wulan adalah
dengan cara selalu menghubunginya melalui sepucuk surat yang harus dikirimnya
melalui pos dari Kairo ke Indonesia.
Affandy fokus untuk study supaya bisa tepat target kuliah,
yaitu empat tahun. Ia sadar bahwa banyak yang mengharapnya di Indonesia karena
ia anak seorang Kyai Pesantren, dan lebih lagi harapan yang tumbuh dari
cintanya dengan Wulan. Urusan percintaannya sudah diwakili surat yang selalu ia
kirim untuk wulan melalui pos, sehingga fokusnya pun semakin maksimal.
Di tahun pertama dan ke dua, Wulan masih optimis dengan
kisah cintanya dengan Affandy walau ia
sadar dirinya bukan siapa-siapa dibanding Affandy, anak seorang Kyai Pesantren.
Surat yang dikirim Affandy untuk Wulan ternyata tak pernah sampai ditangananya.
Kemana surat itu?
Surat itu ternyata selalu diterima oleh pemilik Yayasan
dimana ia (Wulan) bekerja. Wulan yang cantik jelita serta ulet dan sabar itu
ternyata juga diminati oleh pemilik Yayasan. Ia berharap Wulan bisa dijadikan
menantunya. Sehingga surat yang dilayangkan untuk Wulan selalu ia simpan,
dengan harapan Wulan akan memupuskan cintanya dengan Affandy, Mahasiswa Azhar,
Mesir.
Popularitas Wulan di Yayasan itu menjadi tranding topik. Ia
kemudian menjadi bahan perbincangan semua penghuni Yayasan. Ia mampu mengambil
hati anak didiknya yang sulit dilumpuhkan oleh orang lain, iya, ini semua
karena ia penyabar, lembut dan ulet.
Azam ketua Yayasan semakin kuat untuk menjodohkannya dengan
anaknya. Wulan dipanggil ke kantor oleh ketua Yayasan. Wulan dengan rasa
penasaran, kaget dan takut memenuhi panggilan itu. Setelah sampai di kantor,
kepala Yayasan itu menyampaikan maksudnya. Ia mengharapkan Wulan mau menjadi
menantunya. Wulan merasa bingung dan gundah. Bingung karena harus berbuat apa,
karena Affandy selama ini tak pernah memberi kabar padanya. Hatinya gundah
dikarenakan ia harus memilih hal yang sama-sama berat. Akhirnya, Wulan mohon
waktu satu-dua tahun untuk memikirkan masalah ini. Ia berharap nanti ada
kejelasan dari Affandy karena ia ingin menjadi wanita yang setia akan janji
cintanya dengan Affandy.
Wulan masih menanti kabar berita kekasihnya, Affandy. Ia
bertanya kesana kemari, tanya ke keluarga Affandy, teman karibnya dan yang
sangat dekat dengannya dari keluarganya, yaitu adeknya Affandy, Tina.
Setelah dua tahun berlalu akhirnya Wulan memutuskan untuk
mengiyakan tawaran ketua Yayasan itu. Namun, hatinya masih sangat berat untuk
melangkah, pun iya harus melihat realita bahwa Affandy selama empat tahun itu
tak pernah memberi kabar berita sama sekali.
Tina, adik Affandy menanyakan kabar kepulangan kakaknya ke
ayahnya. Ayahnya mengabari klo kakaknya itu akan pulang hari Kamis. Hari Kamis
itu adalah -3 dari acara resepsi pernikahan Wulan dengan anak ketua Yayasan.
Karena, resepsi itu akan diadakan hari Ahad. Tina sangat bingung dan tak tau
perasaan apa yang akan terjadi ketika kakaknya, Affandy, tau jika kekasihnya,
Wulan, sudah akan melangsungkan resepsi pernikahan.
Hari kamis yang ditunggu Tina dan keluarganya ternyata tak
sesuai rencana. Kepulangan Affandy di undur sampai hari Sabtu. Ada urusan yang
menyebabkan kepulangan kakaknya tertunda lagi.
Sabtu, Affandy pulang dari Kairo, Mesir. Setibanya di rumah
ia langsung menanyakan kabar kekasih hatinya, Wulan, ke adeknya. Adeknya
bingung untuk berbicara apa. Akhirnya ia memberitahu kabar Wulan yang akan
melangsungkan resepsi keesokan harinya, hari Ahad. Malam itu, Affandy sangat
bingung, kalut dan pusing. Ia tak tau apa yang harus ia lakukan.
Hari Ahad tiba. Resepsi pernikahan Wulan dan suaminya akan
dilangsungkan. Affandy langsung bergegas ke rumah mertua Wulan. Ia berusaha
menemui kekasih hatinya, walau ia sekarang sudah menjadi milik orang lain. Ia
hanya ingin mengembalikan bukti cinta mereka, sobekan kain selendang yang
dipegang masing-masing sebagai bukti janji cinta, dan ia ingin minta maaf ke
Wulan karena ia hanya member kabar melalui surat.
Mertua Wulan melihat Affandy yang sedang berdiri di rumahnya
langsung menhampiri Affandy. Ia mengusirnya. Namun, Affandy memohon dan
mengemis untuk dikasih waktu bertemu Wulan. Ia hanya ingin mengembalikan kain
selendang dan minta maaf, katanya. Namun, mertua Wulan tak mengizinkannya
karena ia tahu tentang kebenaran kisah Affandy dan Wulan.
Tina berusaha menemui Wulan. Ia ingin mengabarkan tentang
perasaan kakaknya yang tak pernah berubah untuk mencintainya dan ia sangat
setia. Namun, Wulan tak percaya akan apa yang dikabarkan Tina.
Wulan yang menyendiri dan menangis di kamar pengantinnya
didatangi suaminya. Suaminya kemudaian menceritakan apa adanya. Ia menceritakan
jika Affandy selalu mengirim surat untuknya. Surat itu selalu dialamatkan ke
Yayasan dimana ia bekerja. Namun, surat-surat itu semuanya dicegal dan
disembunyikan ayahnya, mertua Wulan. Karena ayah suami Wulan berharap Wulan
menjadi menantunya. Wulan mendengarkan cerita itu dari suaminya semakin kalut
dan isakan tangisnya menghebat. Suaminya tak mampu melihat istrinya seperti
itu. Akhirnnya, ia putuskan untuk membebaskan istrinya, Wulan, untuk menemui
Affandy. Ia gak mau memili jasad Wulan namun hati istrinya selalu ada untuk
yang lain.
Wulan memberitahu Tina jika ia akan menuju ke rumahnya untuk
menemui kakaknya. Wulan ditemani oleh adik iparnya, lala, bergegas menuju rumah
Affandy untuk meminta maaf. Sesampainya di rumah Affandy, ia menemui Affandy dan
menjelaskan akan duduk masalahnya. Ia minta maaf karena setiap surat Affany
kirim tidak pernah sampai ditangannya.
Affandy mendengar penjelasan Wulan yang disertai isak tangis
dan menunduk. Ia menjelaskan jika cintanya selalu ada untuk Affandy, dan selama
ini belum tersentuh oleh suaminya. Namun, setelah usai penjelasan Wulan,
Affandy tak mau tau masalah itu, karena dirinya merasa dikhianati oleh Wulan.
Karena janji kesetiaan mereka telah di hancur leburkan dengan bukti menikah
dengan yang lain.
Melihat itu, Wulan tak tahan untuk lama-lama berada di
hadapan Affandy. Ia keluar dari rumah Affandy. Namun, Affandy tetap tak
memperdulikan Wulan. Tina dan Lala melihat Wulan lari keluar mereka langsung
mengejarnya. Ketika berada di jalan tol dan ketika tubuh Wulan sudah akan
digapai oleh Tina, tiba-tiba ada mobil kencang yang menghampiri Wulan. Wulan
tertabrak.
Wulan kemudian dilarikan langsung ke Rumah Sakit. Ia
mengalami pendarahan yang sangat dahsyat.
Ia membutuhkan donor darah untuk memenuhi kekurangan darah yang
disebabkan kecelakaan itu.
Suami Wulan sangat sedih. Istrinya kecelakaan dan hati Wulan
bukan untuk dirinya melainkan untuk orang lain, Affandy. Ia kemudian memutuskan
untuk mengambil sikap untuk melanjutkan atau menyerahkan Wulan pada Affandy. Ia
ingin melihat ketika Wulan siuman nanti siapa yang ia ucapkan, dirinya ataukan
Affandy.
Ternyata ketika Wulan siuman kata yang keluar adalah Affady.
Dengan berat hati, ia harus memberikan istrinya untuk Affandy. Karena
menurutnya percuma memiliki jasad namun gak memiliki cinta istrinya.
Suami Wulan pun kemudian menyerahkan Wulan ke Affandy.
Akhirnya, Affandy dan segenap keluarganya berusaha keras untuk menyelamatkan
Wulan yang mengalami pendarahan hebat. Namun, malang adanya. Wulan tak
terselamatkan dan meninggal dunia.
Penting: Jangan lupa tinggalin vote dan komentar kawan-kawan pembaca.
1 komentar:
subhanallah, sangat menarik
:)
Posting Komentar