Sekedar
berbagi nikmat yang dikaruniakan Allah, sekaligus menguatkan Mukmin
yang menikah betul-betul karena Allah. Jangan pikir nikah itu mudah, dan
jangan pikir semua indah. Justru sesudah nikah sebaliknya malah, harus
lebih sabar dan istiqamah. Tapi tentu juga nggak sesulit yang dikatakan,
yang jelas perlu ilmu dan keikhlasan
Saya jadi Muslim tahun 2002 dan baru 2006 menikah.
Jadi 4 tahun ditempa dan bersabar sebelum menikah. Selama 4 tahun
itulah saya halqah, dakwah, dan dibebani amanah, belajar jadi pemimpin
di organisasi, bersiap untuk hari depan
Niat saya menikah di
tahun 2002 setelah Muslim kandas, karena kedua orangtua merasa saya
belum pantas. Maka dari 2002 itulah saya serius menyiapkan diri bukan
hanya untuk menikah, memburu ilmu menjadi seorang imam, suami dan ayah.
Semua buku keteladanan Rasul sebagai suami saya lahap, juga belajar
dari senior dakwah yang sudah menikah dan jadi teladan. Alhamdulillah
tidak terlalu sulit mencari pasangan hidup. Dakwah menghantarkan saya
berjumpa Ummu Alila.
Dengan uang 1,5 juta di tangan berikut 5
juta hibah papi-mami, majulah saya ke jenjang pernikahan yang sudah
dinanti. Setelah menikah hasilnya luar biasa, tak terduga. 1,5 juta
hanya cukup sampai 2 bulan saja.
Bulan ke-3 saya dan Ummu Alila
gelandangan tunakarya. Biasanya cari kerja begitu mudah, Allah uji saya
apply kerja kemana-mana ditolak. Sampai-sampai Ummu Alila yang sudah
biasa jadi guru les privat, terpaksa saya terjunkan lagi untuk apply
bantu cari duit.
Walhasil, Ummu Alila yang sudah 4 tahun
berpengalaman jadi guru privat, juga ditolak ketika apply di 2
perusahaan, behh... rasanya. "Ini ujian Allah", saya sampaikan pada Ummu
Alila, sementara tagihan-tagihan bulanan terus berdatangan tak peduli.
Pagi pergi bawa map apply kerja sampai sore, pulang Ummu Alila menanti
dan kita tetep kere. Akhirnya pas 3.5 bulan setelah nikah menjelang
lebaran, Allah memberikan jua yang dinanti-nanti, penghasilan. Nggak
tanggung-tanggung, saya jadi pedagang emas, waktu itu oktober 2006, dan
emas yang saya jual emas kawin Ummu Alila.
Saya inget betul,
emas kawin berupa gelang dan beberapa cincin, laku 2.3 juta kita jual di
Toko Emas "Cong", Gabus, Pati Jawa Tengah. Kita jalani lagi hidup dari
hasil jualan emas kawin namun justru Ummu Alila bertambah menawan
Jujur saya malu jadi suaminya Ummu Alila saat itu, nggak mampu
menafkahi lahir dengan mencukupi, tapi Ummu Alila selalu menguatkan
komitmen nikahnya, "ummi akan selalu mendukung dan menurut pada abi"
Tentu sebagai suami saya tidak berdiam diri, segala koneksi dihubungi,
cara dicoba, namun Allah rupanya masih kehendak menguji. Ditengah-tengah
semua itu saya mendapatkan kabar gembira, Ummu Alila hamil! masyaAllah
saktinya saya. "Sungguh bersama kesulitan ada kemudahan",
terngiang-ngiang ayat Allah, terasa begitu istimewa berbarengan kabar
itu, "aku akan jadi seorang abi!"
Kita periksakan kehamilannya
setiap minggu, walau uang untuk makan saja tak cukup seminggu. Ketika
pemeriksaan yang kedua, dokter berkata "ehm.. (something wrong nih),
pak, bu, saya menemukan keanehan pada kehamilan. Kehamilan ibu
disinyalir "blighted ovum". Langsung lemes saya, nggak perlu tau artinya
saya langsung lemes.
"Janinnya hampir 2 bulan pak, tapi nggak
bertumbuh dan nggak ada detak jantung", kali ini saya bener-bener lemes.
Kita cari 3 dokter kehamilan untuk second dan third opinion, semua
sama, bayi yang ada di perut Ummu Alila sudah tak bernyawa.
Sepulang dari 3 dokter dan beberapa kali pemeriksaan medis Ummu Alila
kontan menangis agar bisa terima realita. Anaknya harus dikuret, perlu
uang 3 juta lagi. Pertanyaannya dari mana? tabungan nggak ada? kerjaan
nggak punya? MasyaAllah ternyata turunnya bantuan sekali lagi lewat
papi-mami. Kita dikasi pinjeman lunak (nggak tau sampe kapan bayarnya) 3
juta.
Kebayang nggak malunya lelaki? sudah nikah masih
merepotkan orangtua? Rasanya nggak ada harganya, bener-bener hina.
Sepulang Ummu Alila dikuret, kita jatuh bangkrut lagi. Apalagi yang mau
dijual? Masak mas kawin cincin juga mau dijual?
Saya lupa
ceritakan, saat nikah Ummu Alila punya motor honda impressa. Dia beli
second dengan harga 6 juta. Motor itulah yang juga saya jual, honda
impressa bobrok tapi motor dakwah, sudah ratusan kilo mengantar saya
dakwah. Honda impressa tahun 2000, laku 3 juta saja sudah ok.
Sering saya dan Ummu Alila mengais-ngais laci mencari keping-keping 500,
melengkapi lembar ribuan lusuh buat ditukar nasi padang. Anak nggak
jadi punya, penghasilan nggak ada, sedih sih iya tapi nggak sempet
depresi, kita masih inget Allah.
Halaqah terus dilanjut setiap
minggunya, darimana uang bensin? Alhamdulillah saat itu saya dibayar
50.000/bulan mengajar kajian kitab. Bahkan tahun 2007 saya dapat jatah
zakat. "Lix, ini saya ada uang 400 ribu buat antum, semoga manfaat".
Terdiam saya. Terdiam bukan apa tapi mikir, mau nerima malu nggak nerima
perlu. Akhirnya saya jawab "Jazakallah, Allah balas yang lebih baik".
Dari situ saya mengetahui Allah memang Maha Memberi Rezeki, dan
kebanyakan lewat tangan orang lain yang jarang kita syukuri. Adakalanya
saya berpikir "bener nggak jalan yang sudah saya pilih? jalan dakwah?"
Apalagi saat ketemu sanak saudara yang udah kaya. Ada yang sudah jadi
kepala cabang, ada yang sudah jadi manager, sementara Felix? yang masuk
Islam itu? gelandangan!
"Terlalu idealis sih!" "kamu aneh sih,
asuransi nggak mau, bunga nggak mau". Liat mereka sudah mapan semua,
minder rasanya. Namun ketika bertemu dengan para ustadz kembali
diingatkan, "Terus kalau udah punya semua mau apa? inget Lix, bedain
mana sarana mana tujuan!"
Sampai suatu hari saya masih inget
juga, ada anak baru pindahan dari bogor ke JKT. Saya ajak nemenin saya
ngisi di senen. Di boncengan motor belakang saya dia bilang, "Mas, terus
kalo mas nggak kerja dan dakwah mulu, keluarga makannya gimana?". Saya
berusaha tenang, "Bukannya nggak mau kerja mas, mungkin Allah belum
kasih (dalam hati saya mengingat semua penolakan kerja). Tapi yakin deh,
Allah pasti kasih jalan". Saya menutup diskusi itu, getir.
Sore itu dia menemani saya, jadi MC di acara kajian salah satu STIE di
senen. Waktu itu materinya "The Way To Belief". Sepulang kajian,
direktur operasionalnya menemui saya, "Ustadz Felix mau ngajar disini?"
Kayak disiram air, dihati bersorak, Alhamdulillah, “Bisa pak,
insyaAllah bisa". "Ustadz Felix bisa ngajar apa?". "Apa aja pak!".
Ngajar Matematika Dasar bisa pak?". "InsyaAllah pak, kapan mulainya?".
"Besok interview ya pak!". Ya Allah, secercah harapan.
Sepulangnya saya mampir di kramat kwitang, buku second murah, beli
"Matematika Dasar" seharga 25.000, saya pelajari ulang. Kelak modal
25.000 itulah saya jadi dosen favorit Matematika Dasar dan mengantongi 2
juta honor pertama saya bulan depannya. Allah selalu kasih jalan selama
Dia masih izinkan kita hidup. Kalau sudah nggak dikasi berarti Allah
pengen ketemu kita
simpel kan?.
Singkat cerita, waktu demi
waktu kehidupan semakin membaik, ada jalan selama ada sabar, dan usaha
terbaik. Menikah pasti banyak halangan dan hambatan, karenanya ilmu
agama wajib jadi bekal kedepan. Penuhi kewajiban kepada Allah, juga
penuhi hukum sebab-akibat di dunia.
Lelaki yang memahami agama,
tentu nggak akan lemah terhadap dunia. Uang bisa dicari bila ada
ilmunya, ketidakpastian di masa depan pernikahan jadi ringan karena
paham agama. Dengan ilmu ujian jadi pelajaran, dengan ilmu kesulitan
jadi penguat keimanan.
Singkat cerita, hari ini berlalu sudah 5
tahun semenjak saya jual motor istri saya. Alhamdulillah hari ini saya
bisa mengganti motor Ummu Alila, tunai tanpa leasing, ganti motor yang
terjual karena lemahnya saya.
Hari ini bukan motor yang jadi
cerita, tapi ucapan terimakasih atas segenap cinta. Terimakasih Ummu
Alila atas kesabaran dan penerimaan, atas kesempatan boleh memimpinmu
dalam jalan kehidupan. Demikian Allah beri ganti 4 anak atas 1 yang
diambil, 3 di foto 1 di kandungan, dan kenikmatan tiada tara.
(Kisah Ustadz Felix Siauw)
Mimpi adalah modal masa depan- Semua orang memiliki modal yang sama yaitu, mimpi, doa dan usaha- Mereka memliki kesempatan sukses yang sama- Ayuk, kita mulai dengan cara: Allah dulu, Allah lagi, Allah terus- PASTI BISA.[]
BUAH JEMARI-Q
- BEBAS (12)
- Berita (2)
- Biografi (1)
- Catatan (10)
- Dokumen (1)
- Fiksi (5)
- Harianku (7)
- Hiburan (15)
- Humaniora (5)
- Ilmu Agama (1)
- Ilmu Hadis (2)
- Info (1)
- ke-Azhar-an (2)
- Ke-Mesiran (8)
- MOTIVASI (15)
- Non Fikis (2)
- NUZHATUNNADHAR (1)
- Pengetahuan Islam (10)
- Sejarah (4)
- Serba-Serbi (1)
- Touring (3)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar