Para Pemain Para Pencari Tuhan |
Film Para Pencari Tuhan (PPT) garapan Produser Dedy Mizwar
ini menjadi jamuan terfavorit di kalangan Mahasiswa Indonesia di Mesir
(Masisir). Aku punya 2 fakta untuk itu, pertama: banyak yang Masisir yang
ngoleksi file PPT hasil downloadan, bahkan ada yang punya koleksi dari jilid
pertama sampai jilid kelima. Kedua; saat PPT Jilid 6 telah tayang di SCTV dan
telah di upload oleh salah satu fans PPT, aku memasukan hasil downloadannya ke
blogku (goresankecil.blogspot.com), disana yang tadinya pengunjungnya hanya 2
orang dari Kairo, setelah aku masukan PPT kesana langsung melonjak jadi 50-an
dan terus bertambah.
Emang PPT selalu dihati Masisir. Aku ingat perkataan Dedy
Mizwar ketika disuatu acara “orang mau mengajak baik maka harus pakai cara yang
baik dan kata-kata yang baik. Tak boleh mencontohkan kata-kata yang jelak”
ujarnya. Aku amati setiap tayangan PPT, emang bener apa yang Dedy Mizwar
bilang.
Ini sedikit belajar dari PPT Jilid 6 awal episode satu
sampai episode delapan:
Bagaimana kabar Bang Jek yang sedang dilanda cinta dengan
ibunya Azam. Namun, diselal-sela itu masalah Juki, Chelse dan barong harus difikirkan
juga. Ini bisa diambil titik terang, jika seorang ustadz itu harus memikirkan
masalah orang lain.
Azam dan Aya yang sedang merekrut pegawai baru untuk kantor
mereka. Apakah pegawai barunya nanti akan masuk dalam kisahkehidupan mereka
seperti Kalila??. Mereka yang status sosialnya selalu diatas juga tetap punya
masalah dalam keluarganya. Emang masalah tak memandang status sosial.
Siapakah calon pendamping yang beruntung mendapatkan
Kalila?. Semua orang dibuat penasaran olehnya. “Semoga aja aku” , ngarep dapet
yang kaya dia.hehe. Emang masalah calon pendamping ini sering bikin pusing
kaula muda. Kadang mereka terjebak dalam kukngkungan cinta yang berujung
fatamorgana. Bukankah jodoh itu seperti mati, keduanya sama-sama sudah pasti.
Yang belum pasti itu status ketika kita menutupkan mata di dunia ini. Apakah
husnul khatimah, atau sebaliknya. Namun, dalam hal terakhir ini manusia jarang
yang mengindahkannya.
Ustadz Feri dan Istrinya juga selain sebagai tokoh agama
disana, mereka juga merupakah satu dari beberapa keluarga yang berada di
kampung. Tak beda dengan lainnya, Pak Feri pun punya masalah perekonomian dalam
keluarganya, mungkin karena profesinya sebagai penceramah di TV dilarang oleh
Istrinya. Ngomong-ngomong istrinya Pak Feri itu idola dambaan aku. Suatu saat
kawanku minta dicarikan cwek kaya Kalila dan Teh Haifa. Hehe. Dalam hati
kecilku bilang “wong aku aja mendambakan seperti mereka, dan aku belum punya
juga seperti kamu.hehe”
Trio Pak RW (Pak Idrus, Pak Yos, Pak Hakim) yang selalu
kompak dalam meraup ambisi untuk mengisi kantong mereka. Ini tak ubahnya
seperti orang yang memiliki kewenangan luas namun digunakan dalam hal yang
personal, bukan sosial.
Pak Jalal dan istrinya serta Asrul merupakan potret orang
yang mengalami jatuh bangun dalam bidang perekonomian. Bagaimana mereka
menyikapi keberadaan dan ketidak adaan mereka. Kalo kita bisa jernih menengok
asal kita, pasti akan selalu tenang dalam menghadapi hal seperti Asrul dan Pak
Jalan ini dalam kehidupan. Bukankah kita dilahirkan dalam keadaan kosong,
kemudian Tuhan menitipkan sesuatu kepada kita yang kelak akan diambil lagi.
Jadi asal kosong dan berakhir kosong itu kan real. Asalkan ketika titipan itu
ada, manusia itu bisa nggak menggunakannya sebaik mungkin sebelum titipan itu
diambil yang punya.
Kondisi yang ada menggambarkan issue-issue yang
sedang marak di Indonesia. Semisal masalah maraknya facebookan disemua
kalangan. Ini jadi lading pemikiran Masisir yang jauh dari masyarakat
Indonesia. kita harus selalu ikut memantau perkembangan di Indonesia, dan
bersiap siaga mengantisipasi problem-problem yang selalu akan panas di
masyarakat.
Masalah itu pasti akan selalu ada, tinggal bagaimana kita
menghadapi masalah itu. Ada kata kunci semangat gini “jangan laporkan ke
Tuhan klo kita punya masalah, tapi bilang ke masalah klo kita punya Tuhan”.
Ini telah aku publish di kompasianaku (28/7)
Salam Hangat Kairo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar